MENUTUP AURAT
FITRAH MANUSIA YANG TERANCAM PUNAH
Oleh : Ahmad Munadi
Dengan bahasa yang begitu indah Allah SWT melukiskan dalam al Quran : Wahai putra putri Adam janganlah kamu sekali-kali tertipu oleh Syaitan sebagaimana (telah menipu orang tuamu Adam dan Hawa ) sehingga ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari Syurga. Ia menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat mereka berdua ( Al A'raf : 27 ). Ayat ini adalah penggalan kisah yang merupakan peristiwa sejarah umat manusia yang direkam al Quran dengan bahasa yang begitu indah. Kisah ini mengingatkan kita pada peristiwa resminya Iblis CS menjadi musuh manusia yang tidak akan melakukan gencatan senjata sebelum kiamat tiba.
Penggalan kisah pada ayat tersebut menguraikan peristiwa terusirnya Adam dan Hawa dari Syurga lantaran termakan "rayuan gombal" Iblis untuk memakan "buah terlarang" yang menyebabkan terbukanya aurat keduanya, sehingga mereka kemudian menutupnya dengan daun-daun Syurga "....setelah merasakan (buah) pohon (terlarang) itu, tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun Syurga...." (Al A'raf ; 22 ). Peristiwa ini secara eksplisit menunjukan bahwa pada hakekatnya menutup aurat adalah "fitrah manusia" yang diaktualkan disaat mereka memiliki kesadaran. Namun sayang, di era globalisasi yang super canggih dewasa ini, di mana tingkat kesadaran manusia terhadap inovasi-inovasi ilmiah bisa dikatakan telah berada pada level yang sangat signifikan, namun semua itu justru pemicu berkembangbiaknya virus-virus mematikan yang menggerogoti kesadaran manusia akan pentingnya menutup aurat, maka tidak mengherankan kemudian muncul sikap apatis terhadap makna pakaian. Pakaian tak lebih hanya dimaknai sebagai mode saja, sehingga makna esensial dari pakaian tersebut menjadi terabaikan, padahal Al Quran menjelaskan "Wahai putra putri Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepada kamu pakaian yang menutup auratmu, juga pakaian bulu (untuk menjadi perhiasan), dan pakaian taqwa itulah yang paing baik..." ( Al A'raf : 76 ).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pakaian berfungsi sebagai penutup aurat dan sebagai perhiasan serta pakaian taqwa yang merupakan sebaik-baik pakaian. Namun ironis, masyarakat muslim dewasa ini bukannya menjadikan pakaian sebagai penutup aurat, tetapi pakaian justru dijadikan sebagai ajang mempertontonkan aurat. Kesadaran akan menutup aurat ibarat situs sejarah yang begitu langka, yang sulit ditemukan kecuali di Museum sejarah. hal inilah yang kemudian mengikis habis fitrah manusia, sehingga tidak mengherankan kemudian dimana aurat tidak lagi menjadi barang berharga, aurat tidak lagi menjadi milik pribadi, akan tetapi justru menjadi konsumsi publik. Aurat yang semestinya ditutupi justru diobral begitu saja ibarat barang diskon 100%, bahkan paha ayam justru lebih mahal daripada paha manusia.
Kondisi ini diperparah lagi dengan menjamurnya model-model pakaian ala selebritis yang sok gaul, sok modis, yang memamerkan sesuatu yang semestinya tidak layak dipamerkan, jilbab yang semestinya diulurkan malah dililitkan di leher, sehingga menampakan sesuatu yang semestinya tidak perlu tampak, padahal al Quran dengan begitu gamblang menjelaskan "Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka mudah, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" ( al Ahzab : 59 ). Bahkan akan semakin lengkap "penampakannya" jika model jilbab tersebut dibalut dengan pakaian yang super ketat. Apalagi kebanyakan remaja ABG lebih doyan mengenakan pakaian mini yang sebenarnya layak untuk anak-anak. Fenomena masyarakat seperti ini memberikan kesan bahwa trend membuka aurat memang sudah menjamur dan mmenyerang siapa saja, bahkan orang-orang yang berpendidikan sekalipun terinveksi virus ini, sehingga tidak mengherankan jika lembaga-lembaga pendidikan islam khususnya, baik di sekolah-sekolah maupun di kampus-kampus di mana para siswi dan mahasiswi sudah mulai terinveksi, bahkan menjadi penyakit kronis yang menggerogoti hati dan fikiran mereka, sehingga tidak pernah merasa risih memperlihatkan aurat.
Menutup aurat sudah menjadi barang langka, bahkan ada statemen yang menganggap menutup aurat tidak modis, tidak gaul, sehingga tidak berlebihan mungkin jika dikatakan bahwa Rasulullah SAW yang telah mendapatkan Piala Oscar dari Allah SWT atas penobatan beliau sebagai aktor terbaik sepanjang zaman, saat ini justru tidak lagi menjadi idola, sebab masyarakat kini lebih mengidolakan para selebritis yang notabenya doyan memamerkan aurat. Jika hal ini mulai menjangkiti anda WASPADALAH...!!!!!! anda telah terserang "kanker keimanan kronis stadium 100" yang akan menyerang fikiran dan membekukan hati yang selanjutnya akan memudarkan fitrah anda......Wallahu A'lam ( Nadyrangkel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar